Tergusur Lalu Kembali Lagi
Kekuasaan Hercules atas Pasar Tanah Abang memunculkan banyak kelompok yang tak suka. Termasuk kelompok Betawi. Sebab, narasi kekuasaan atas Tanah Abang sedari dipegang jago-jago Betawi. Geng Hercules disebut Panglima Perang Kelompok Betawi, Muhammad Yusuf Muhi (Bang Ucu) sebagai pendatang yang bikin ulah. Agamanya beda pula dari mayoritas kelompok Bang Ucu yang Islam.
Tiada cara lain bagi Bang Ucu selain menyingkirkan kelompok tersebut dari Tanah Abang. Pekerlahian antara kedua kelompok pun meletus pada 1996. Hasilnya kelompok Bang Ucu berhasil menyingkirkan Geng Hercules dari Tanah Abang.
“Belasan tahun silam, jangan main-main dengan Bang Ucu. Pada 1996, ia memimpin kelompok Betawi menyingkirkan kelompok Hercules di Tanah Abang. Bentrokan dua kelompok itu menumpahkan darah, dibumbui isu agama pula.”
“Berhasil menguasai Tanah Abang, kelompok Bang Ucu memegang keamanan di pusat hiburan Jakarta. Hampir semuanya saya pegang, katanya. Saya bebas keluar-masuk pusat hiburan. la lalu menunjukkan kartu anggota Klub Manhattan di Hotel Borobudur, yang masa berlakunya tamat pada 2004,” tertulis dalam laporan Majalah Tempo berjudul Jatuh-Bangun Jawara Tenabang (2010).
Setelah puluhan tahun malang melintang dalam dunia preman, Hercules kini mempunyai posisi baru sebagai Tenaga Ahli di Perusahaan Umum Daerah Pasar Jaya. Dia dikontrak selama enam bulan, dan saat ini sudah menjalani selama lima bulan.
Seperti yang sudah-sudah sepanjang keberadaanya di dunia preman yang keras, pengangkatan Hercules sebagai Tenaga Ahli Perumda Pasar Jaya pun memantik kontroversi. Dia dianggap kurang pantas ditempatkan dalam jabatan itu.
"Ini suatu penghargaan. Tapi kita bukan cari makan di situ. Nah kalau orang-orang yang kebakaran jenggot ini kan orang lapar. Akhirnya cuma bisanya menggonggong tapi enggak mau bilang 'Saya tidak terima kamu jadi staf ahli, kenapa harus kamu yang jadi staf ahli tidak saya aja' nah baru laki-laki," ucap Hercules dilansir dari Antara, Selasa, 22 Februari.
Begitulah Hercules, yang suatu saat kisah hidupnya bukan mustahil bakal menjadi bagian dari sejarah Jakarta.
*Baca Informasi lain soal SEJARAH atau baca tulisan menarik lain dari Detha Arya Tifada.
tvOnenews.com - Hercules merupakan sosok mantan preman yang cukup populer, terlebih namanya kerap dikaitkan dengan Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia.
Hercules yang merupakan pria asal Timor leste ini pernah membangun dinasti preman sekitar tahun 1980an di Tanah Abang.
Rozario Marshal atau Hercules bersama kelompoknya berjaya di pasar tekstil yang dikenal terbesar se-Asia Tenggara hingga 1996.
Kerap Lolos Dari Maut, Kisah Hercules, Mantan Preman Tanah Abang, Ngaku "Utang Nyawa" kepada Prabowo Subianto, Ternyata...Source: kolase tim tvOnenews
Akhir masa kekuasaan dinasti Hercules ditandai dengan perebutan kekuasaan oleh kelompok Jawara Betawi yang dipimpin oleh Muhammad Yusuf Muhi alias Ucu Kambing.
Dilansir Sabtu (22/07/23) dari berbagai sumber, berikut adalah kisah Hercules, mantan preman Tanah Abang yang mengaku punya utang nyawa kepada Prabowo Subianto.
Sebelum dirinya hijrah ke Jakarta, Hercules bergabung dalam operasi tentara Indonesia untuk memperjuangkan wilayah Timor Timur, yang kini sudah berubah nama menjadi Timor Leste.
Halaman Selanjutnya :
Hercules saat itu menjadi Tenaga Bantuan Operasi (TBO) dan mengemban tugas sebagai juru angkut logistik.
Sonora.ID - Lagu "Sio Mama" dari daerah Ambon mempunyai arti yang mendalam tentang kasih sayang seorang ibu.
Liriknya menceritakan kerinduan seorang anak yang tinggal jauh dari ibunya. Sang anak pergi merantau, sedangkan ibu tinggal di kampung halaman.
Dalam lagunya, sang anak juga teringat masa kecilnya yang selalu disayang oleh mama. Hingga ia besar, ia tidak akan lupa akan kasih sayang ibunya.
Adapun lagu "Sio Mama" diciptakan Melky Jannes Goeslaw yang juga merupakan ayah dari penyanyi Melly Goeslaw.
Lagu klasik ini dirilis kembali oleh Melly Goeslaw sebagai persembahan untuk sang ibu.
Berikut ini lirik dan terjemahan lagu "Sio Mama" dari Melly Goeslaw.
Berapa puluh tahun laluBeberapa puluh tahun laluBeta masih kacil eAku masih kecilBeta inga tempo ituAku ingat ketika ituSio Mama gendong, gendong beta eMama genong-gendong akuSambil mama bakar saguSambil mama membakar saguMama manyanyi bujuk-bujukMama menyanyikan lagu nina boboLa sampe basar baginiDan sampai aku besar beginiBeta seng lupa mamaeAku tak lupa sama mama
Sio mama e beta rindu mau pulang eOh mama aku rindu ingin pulangSio mama e mama su lia kurus lawang eOh mama sudah terlihat kurus badanmuBeta balum balas mamaAku belum membalasmu mamaMama pung cape sio dolo eMama sudah lelah dari duluSio Tete Manis e, jaga beta pung mama eYa Tuhan lindungilah mamaku
Sambil Mama bakar saguSambil mama membakar saguMama manyanyi deng bujuk-bujuk hmMama menyanyi lagu nina boboLah sampai basar baginiDan sampai besar beginiBeta tra lupa Mama eAku tak lupa sama mamaSio Mama e beta rindu mau pulang eOh mama aku rindu ingin pulangSio sio Mama e Mama su lia kurus lawangeOh mama sudah terlihat kurus badanmu
Beta balum balas MamaAku belum membalasmu mamaMama pung cape sio dolo e oh ohMama sudah lelah dari duluSio Tete Manis eYa TuhanJaga beta pung Mama eLindungilah mamaku
Demikian arti lagu "Sio Mama" dari daerah Ambon. Semoga bermanfaat.
15 Desember 2024 20:28 WIB
15 Desember 2024 20:17 WIB
15 Desember 2024 20:11 WIB
15 Desember 2024 19:02 WIB
From Wikipedia, the free encyclopedia
Preman is a 2021 Indonesian action film, directed, co-produced and written by Randolph Zaini in his directorial debut. The film stars Khiva Iskak and Muzzaki Ramdhan. The film had its world premiere at the 2021 Seattle International Film Festival.
A deaf criminal with a traumatic past and his son must fight their way out of their small village after witnessing a horrible murder.[1]
Preman had its world premiere at the 2021 Seattle International Film Festival.[2] During its run, the film screened at the Shanghai International Film Festival and Fantastic Fest.[3][4]
Synopsis After his son witnesses a brutal murder committed by a notorious crime boss, a deaf gangster is pitted against his own mob organization and thrust into the fight of his life when he takes on his dangerous former allies--including a sociopathic assassin--in order to protect his child.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Preman adalah sebuah film Indonesia dirilis tahun 1985 yang disutradarai oleh Torro Margens serta dibintangi oleh Ayu Azhari dan Barry Prima. Musiknya siapa
Sambojo (Barry Prima), jagoan yang menguasai suatu daerah, memergoki Ceking (Teddy Mala) dan kawan-kawan sedang berusaha memperkosa dua orang gadis, Dyah Setiowati (Ayu Azhari) dan Marlina (Mayang Rianty). Sam tertusuk pisau sewaktu menolong, dan dituduh sebagai pemerkosanya hingga ia masuk penjara. Salah satu korbannya, Dyah Setiowati menjelaskan pada polisi tentang kejadian yang sebenarnya, akhirnya Sam dibebaskan. Peristiwa ini membuat Sam bermusuhan dengan sindikat narkotika, bosnya Ceking, karena ia datang menyerahkan serbuk narkotika yang ada pada pemerkosa. Meski dibela sahabatnya Leo (Mangara Siahaan) anak buah sindikat narkotika itu, tetapi sang bos narkotik (Ratno Timoer) menyuruh anak buahnya untuk membunuh Sam saat transaksi narkotik ketahuan polisi.
Dyah, anak seorang atase kebudayaan yang sejak awal sudah bersimpati pada Sam, dan telah mengetahui asal usul Sam, sikapnya bertolak belakang dengan pamannya, tempat dia menginap. Undangan ulang tahun Dyah yang didatangi Sam malah membuat Sam frustasi dan mabuk-mabukan. Hal ini bisa pulih berkat bantuan Astri, apalagi Dyah terus menunjukkan rasa sayangnya, hingga Sam mulai tumbuh rasa cintanya. Hubungan ini dihalangi oleh pamannya. Dyah disuruh menemui orangtuanya di luar negeri. Sebelum berangkat Dyah minta untuk bertemu dengan Sam. Kedatangan Dyah bersamaan dengan pencarian sindikat narkotik pada diri Sam. Terjadi perkelahian, dan Sam terluka, tetapi selamat karena polisi keburu datang atas informasi dokter Wahab (Pitrajaya Burnama), sahabat Sam juga. [1]
Rent or buy films on YouTube or Google TV
Purchasing films is no longer available on Google Play
Modal Nekat dan Golok
Hercules pertama hidup di Tanah Abang 1989. Berjualan rokok jadi caranya menyambung hidup. Tapi, pekerjaannya sebagai pedagang acap kali diganggu oleh kelompok preman setempat. Hercules tak tinggal diam. Ia selalu balik melawan. Perlawanannya membuat Hercules disegani di seantero Tanah Abang. Apalagi Hercules tetap membawa goloknya ke mana-mana.
Upaya itu dilakukan Hercules karena dirinya tidur di bawah kolong jembatan. Lokasi itu sangat rawan diserang oleh preman yang benci kepadanya. Alias hidupnya menjadi tak tenang. Tidur bawa golok, makan bawa golok, sampai mandi harus bawa golok. Keberaniannya pun membuahkan hasil. Banyak kelompok yang mulai merapat kepadanya.
“Pengikutnya meluas seiring dengan namanya yang makin santer terdengar. Pada 1993 gengnya yang kebanyakan berisi pemuda-pemuda Indonesia Timur konon mendekati angka 400 orang. Pada 1994 geng Hercules mampu merebut kendali atas kelurahan Jatibunder di Tanah Abang.”
“Perebutan dari dominasi geng-geng etnis Betawi dan Madura. Mereka menguasai jatah setoran di gedung pasar utama yang lukratif, serta mengendalikan pelacuran di Bongkaran, tempat mereka mendirikan markas besar,” tulis Ian Douglas Wilson dalam buku Politik Jatah Preman (2018).
Kelompok yang bergabung dengan Hercules makin banyak. Belakangan rekan-rekannya dari Timor Timur ikut datang membantu Hercules. Mereka adalah Alfredo Monteiro Pires, Logo Vallenberg, Germano, Luis, Jimmy, dan Anis.
Geng Hercules yang awalnya mengelola pelacuran dan perjudian kemudian melebarkan sayap. Mereka ikut mengelola pedagang-pedagang kaki lima. Karenanya, mereka mendapatkan uang setoran dari pedagang. Dari harian, bulanan, hingga bonus tahunan.
Sinopsis Singkat: Bercerita tentang Sam, yang diburu sindikat narkotik karena mengacaukan transaksi bisnis mereka saat memergoki anak buah sindikat tersebut berusaha memperkosa dua wanita, Dyah dan Marlina. Ternyata narkoba ada di para wanita tersebut tanpa mereka mengetahuinya. Sam lalu jatuh hati pada Dyah, begitu juga sebaliknya. Hubungan mereka mendapat tentangan dari pamannya Diah hingga sempat membuat Sam frustasi. Keadaan ini diperparah dengan kondisinya yang terus dikejar-kejar sindikat narkoba tersebut. Pada akhirnya sindikat tersebut dapat dilumpuhkan. Sinopsis Lengkap: Samboja (Barry Prima), jagoan yang menguasai sebuah daerah, memergoki Ceking dkk (Teddy Mala) yang berusaha memperkosa dua gadis, Dyah Setiowati (Ayu Azhari) dan Marlina (Mayang Rianty). Sam menolong. Ia tertusuk pisau. Sam disangka pemerkosanya dan ditahan polisi. Salah satu gadis korban, Dyah Setiowati menjelaskan pada polisi tentang kejadian yang sebenarnya, hingga Sam bebas. Peristiwa ini membuat Sam terlibat permusuhan dengan sindikat narkotika, bosnya Ceking, karena ia datang menyerahkan serbuk narkotik yang ada pada para pemerkosa. Meski dibela sahabatnya Leo (Mangara Siahaan), anak buah sindikat narkotik itu, tapi sang bos narkotik (Ratno Timoer) akhirnya menyuruh anak buahnya membunuh Sam, saat transaksi narkotik ketahuan polisi. Dyah, anak atase kebudayaan, yang sejak awal sudah bersimpati, apalagi ketika tahu bagaimana Sam menengok anak Astri (Hanna Wijaya), pramuria, yang dititipkan di panti asuhan, dan juga saat Sam menjelaskan siapa dirinya: anak dari ayah pemabuk dan ibu pelacur. Sikap Dyah bertolak belakang dengan pamannya, tempat dia menginap. Undangan ulang tahun Dyah, yang didatangi Sam, malah membuat Sam frustrasi dan mabuk-mabukan. Hal ini bisa pulih berkat bantuan Astri, apalagi Dyah terus menunjukkan rasa sayangnya, hingga Sam juga mulai tumbuh cintanya. Hubungan ini dihalangi pamannya. Dyah disuruh menemui orangtuanya di luar negeri. Sebelum berangkat Dyah ngotot mau ketemu Sam dulu. Kedatangan Dyah berbarengan dengan pencarian sindikat narkotik pada Sam. Terjadi perkelahian dan Sam terluka tapi selamat, karena polisi keburu datang atas informasi dokter Wahab (Pitrajaya Burnama), sahabat Sam juga. Negara & Tanggal Rilis: Indonesia, - Klasifikasi: 17+ Bahasa: Bahasa Indonesia Warna: Berwarna Status: Selesai / Rilis
JAKARTA - Pasar Tanah Abang adalah salah satu pusat perdagangan besar di Jakarta. Tingginya transaksi ekonomi di Tanah Abang jadi muaranya. Perihal itu tak saja mendorong pedagang datang, tapi juga jadi tempat para jagoan (preman) cari makan. Rosario de Marshall, misalnya. Pria yang akrab disapa Hercules pernah menguasai Pasar Tanah Abang di era 1990-an. Ia dijuluki Preman Tanah Abang. Gengnya sempat tiada tandingan. Sampai akhirnya kuasa Hercules di Tanah Abang takluk oleh jawara Betawi, Bang Ucu.
Masa muda Rosario de Marshall penuh duka. Orang tuanya meninggal dunia ketika Rosario masih belia. Namun, operasi militer Indonesia di Timor Timur era 1980-an mengubah segalanya. Ia termasuk dalam warga Timor Timur yang mendukung Indonesia. Pun ia banyak dekat dengan anggota militer Indonesia yang berdinas di sana.
Mereka pun melihat sosok Rosario sebagai pribadi yang rajin dan setia. Oleh mereka, Rosario dijadikan sebagai Tenaga Bantuan Operasi (TBO). Ia mengerjakan tugasnya menjaga logistik dengan penuh dedikasi. Orang-orang lalu memberinya nama baru: Hercules.
Bukan tak sengaja. Ia termasuk anak yang bertubuh kerempeng, tapi kekuatan cukup besar. itulah muasal nama Hercules. Ia bahkan mampu mengangkat 100 kg beras seorang diri. Ketekunannya membuat Hercules disukai militer Indonesia.
Ia pun diberi wewenang sebagai penjaga gudang pasokan milik militer Indonesia. Kepercayaan besar terhadap Hercules makin hari, makin tinggi. Hercules sampai diperbolehkan ikut gerilya melawan pasukan musuh. Nasibnya kurang mujur. Dalam suatu kecelakaan salah satu tangannya putus. Militer Indonesia melakukan tindakan cepat dengan membawa Hercules ke Jakarta.
“Namun, Hercules merahasiakan mengapa dan latar belakang peristiwa apa yang menyebabkan tangan kanannya sampai terluka dan terpaksa diterbangkan ke Jakarta dan dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto. Jakarta. Tangan yang terluka itu bahkan akhirnya harus diamputasi.”
“Hercules berkata: Nggak perlulah saya ceritakan. Timtim ibarat nasi sudah menjadi bubur. Kalau saya ceritakan nanti ada pihak-pihak yang tidak suka. Tidak tahan dalam perawatan di RSPAD. Hercules kabur dari rumah sakit dan hidup menggelandang. Akhirnya terdampar di Tanah Abang. Saya mau mandiri. Tiba di Tanah Abang, saya tinggal di kolong jembatan,” ungkap Gantyo Koespradono dalam buku Kick Andy: Kumpulan Kisah Inspiratif Volume 1 (2008).